NILAI RELIGIUS RUMAH ADAT GOWA "BALLA LOMPOA"
Sala satu rumah adal yang masih tersisa yang masih bisa dilihta dan dikunjungi ialah rumah adat gowa balla lompoa yang artinya "Rumah Besar" peninggalan kerajaan gowa. rumah ini terletak di kawasan istana kerajan gowa. Pemerintah kabupaten gowa membuat sebuah rumah besar yang digunakan sebagai museum dan tempat penyelenggara acara khusus.
Balla Lompoa mempunyai nilai
religius yang berpedoman pada falsafah hidup manusia. Masyarakat Gowa memiliki
pandangan kosmologis dan berfikir bahwa hidup ini hanya tercapai bila antara
makrokosmos dan mikrokosmos senantiasa terjalin hubungan harmonis.
Pandangan filosofi ini tercermin dalam
rumah adat Makassar Gowa. Misalnya saja pandangan
bahwa alam semestea ini secara horisontal bersegi empat (Sulapak Appak), pandangan
ini tercermin dalam bentuk tiang rumah dan areal tanah. Semuanya bersegi empat. Setiap manusia juga memiliki
empat elemen, yaitu tanah, api, air dan angin. Secara vertikal, kosmos itu
terdiri atas langit bumim dan pertiwi, yang menjadikan angka tiga adalah angka
kosmos.
koleksi parang rumah adat balla lompoa
Nilai religius lainnya adalah pandangan
bahwa alam raya ini terdiri dari tiga susun, yakni dunia atas, tengah dan
bawah. Hal ini terlihat dari bentuk rumah adat Makassar yang terdiri dari tiga
bagian yaitu pada bagian atas rumah disebut loteng(Pamakkang), bagian tengah
rumah (Kale Balla) dan bagian bawah rumah (siring). Terdapat pula pusat rumah
yang disebut “Pocci’ Balla”.
Di museum initer dapat sekitar 140
koleksi benda-benda kerajaan yang bernilai tinggi, seperti mahkota, gelang, kancing, kalung, keris dan benda-benda
lain yang umumnya terbuat dari emas murni dan dihiasi berlian, batu ruby, dan permata.
Di antara koleksi tersebut, rata-rata
memiliki bobot 700 gram, bahkan ada yang sampai atau lebih dari 1 kilogram. Di
ruang pribadi raja, terdapat sebuah mahkota raja yang berbentuk kerucut bungat
erat (lima helai kelopak daun) memiliki bobot 1.768 gram yang bertabur 250
permata berlian. Di museum ini juga terdapat
sebuah tata rapang, yaitu keris emas seberat 986,5 gram, dengan pajang 51 cm dan
lebar 13 cm, yang merupakan hadiah dari Kerajaan Demak. Selain
perhiasan-perhiasan berharga tersebut, masih ada koleksi benda-benda bersejarah
lainnya, seperti: 10 buah tombak, 7 buah naskah lontara, dan 2 buah kitab Al Quran yang ditulis
tangan pada tahun 1848.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar